Sabtu, 29 November 2008

SURPRISE


Vi, pinjem PR kamu dong.” Kata Ria sesampainya ia tiba di kelas. Tapi aneh, Via bukannya menjawab tapi malah diam.

Vi, kok kamu diem? Kamu… nggak lagi marah sama aku kan?” Tanya Ria dengan suara lembut tapi takut.

Udahlah, Ri! Kamu nggak usah pura-pura baik lagi sama aku. Aku udah tahu semuanya!” Jawab Via dengan raut wajah merah penuh amarah. “Tahu apa?” Tanya Ria bingung nggak ngerti dengan kata-kata yang barusan dilontarkan oleh Via.

Kamu bilang, kamu dukung aku jadian sama Rido. Tapi apa buktinya?! Kamu juga malah pacaran sama dia!” Bentak Via sambil menangis. Belum sempat Ria menjawab tuduhan itu, Via mulai kembali menghujaninya dengan kata-kata yang sama sekali nggak dimengerti oleh Ria.

Apa ini perlakuan dari seorang sahabat?! Iyah?!” Bentak Via lagi. Kemudian Via segera berlari keluar kelas meninggalkan Ria yang sedari tadi hanya berdiri mematung.

Via dan Ria sudah bersahabat sejak masuk SMU. Kebetulan, hingga kelas tiga mereka selalu ditempatkan di kelas yang sama. Rido itu pacar Via yang juga teman kecil Ria.

Dan kini Ria bingung. Dia nggak pernah merasa mau merebut Rido dari tangan sahabatnya. Diingat-ingatnya lagi, kenapa Via bisa berkata begitu padanya? “Oh My God!!” Jerit Ria dalam hati.

Bel masukpun telah berbunyi. Murid-murid segera masuk ke dalam sangkarnya kembali. Begitu juga dengan Via. Ia kembali ke tempat duduknya. Yaitu disamping Ria.

Vi, ada yang mau aku jelasin ke kamu.” Kata Ria emulai pembicaraan.

Mau ngomong apa? Semuanya udah jelas!”

Kamu salah paham. Aku sama Rido hanya berteman biasa. Kamu sendiri taukan, kalau aku sama rido udah temenan dari kecil. So, aku nggak mungkin mau ngambil Rido dari kamu.”

Udahlah, mana ada sih maling yang mau ngaku?!”

Tapi ini bener, aku nggak bohong…” Kata Ria dengan raut muka yang memelas dan hendak seperti mau menangis.

Udah deh, Ri. Aku nggak mau ngobrol! Ntar kalau ketauan guru aku bisa kena hukum gara-gara kamu!”

Maaf…” Jawab Ria pendek.



Sepulang sekolah, Ria segera berlari mengejar Via yang sudah keluar duluan dari kelas. Ia hendak meminta maaf padanya. Ia ingin sekali Via mendengarkan apa yang sebenarnya terjadi.

Terlihat Via ada di depan gerbang sekolah bersama dengan Dika. Dia adalah cowok yang selama ini Ria suka. Ia jadi bingung bagaimana caranya meminta maaf pada Via yang sedang berbicara dengan Dika. Namun, ia tak mau ambil pusing. Ia segera berjalan melangkah ke samping Via.

Ada apa?” Tanya Via sinis.

Aku mau minta maaf lagi.” Jawab Ria pelan.

Minta maaf?! Gampang banget kamu minta maaf atas semua yang udah kamu lakuin ke aku.”

Tapi aku nggak nglakuin apa-apa.” Bantahku.

Ketawa-ketiwi sambil mesra-mesraan…apa itu semua belum cukup!”

Apa?! Mes…ra-mesraan! Aku nggak pernah kaya gitu apalagi sama Rido. Memangnya kapan kamu liat aku seperti itu?”

Emang sih bukan aku yang ngliat secara langsung…tapi ada yang ngasih tau aku kok!”

Siapa?” Tanya Ria kemudian.

DIKA!!” Jawabnya sambil menuding kearah Dika yang ada di depannya.

Dika?” Tanya Ria kaget. “Apa maksud kamu ngomong kaya gitu sama Via?”

Aku ngomong yang seadanya kok.”

Terus kamu percaya sama omongan Dika, Vi?” Tanya Ria pada Via. Belum sempat Via menjawab, Rido lewat dihadapan mereka bertiga.

Do, tolong kamu jelasin ke mereka semua kalau ini tuh nggak bener.” Kata Ria seraya memohon pada Rido.

Jelasin apa? Semua itu kan emang bener apa adanya. Dan gara-gara kamu, hubungan aku sama Via terancam putus!” Kata Rido seraya menuding Ria.

Riapun tak kuasa untuk berkata apa-apa lagi. Iapun akhirnya terduduk lemas dan akhirnya hanya menangis.

Tampak raut muka bingung dari wajah ketiga temannya saat melihat Ria menangis. Bukan ini yang mereka inginkan. Bukan tangisan. Tapi amarah!

Dik, gimana nih?!” Bisik Rido pada Dika yang ada disampingnya.

Mana ku tahu!” Balas Dika.

Duh, kalian nih gimana sih! Ria nangis tuh!” Kata Via panik.

Lalu mereka bertiga segera menghampiri Ria yang masih menangis.

Ri, maafin aku ya.” Kata Via mendekat dan memulai perbincangan.

Ri, jangan nangis dong… ini hanya sandiwara kok.” Kata Rido kemudian.

Iya, Ri. Kamu nggak salah kok. Kita yang salah. Kita minta maaf yah.”

Dan Riapun berhenti menangis. Di uasapnya airmata yang meleleh di pipinya. Dan kemudian berbicara di tengah teman-temannya itu.

Aku juga bohongan kok.” Kata Ria kemudian lalu disusul oleh gelak tawanya yang manis.

Jadi, tadi kamu…”

Iya. Aku cuma pura-pura nangis.” Kata Ria sambil tertawa.

Jadi kamu tau, kalau sebenarnya ini rencana kita?” Tanya Dika bingung.

Iyah. Aku ini kan anak teater, jadi nggak mudah dibohongin sama kalian.” Jawab Ria kesal.

Tapi kok kamu bisa tau?” Tanya dika lagi.

Ria gitu loh. Waktu kalian mulai mojokin aku, aku udah ngrasa pasti ada yang nggak beres. Makanya aku nangis waktu kalian udah mulai bener-bener mojokin aku.” Jawab Ria sambil tertawa.

Nggak sia-sia dong, kamu masuk klub Teaterl…” Ledek Rido.

Ria gitu loh!”

Yah, kita mau ngerjain orang malah dikerjain balik.” Kata Via seraya tertawa.

SURPRISE…” Teriak Ria diantara mereka.

0 komentar: