Sabtu, 29 November 2008


PACAR SEHARI


Beni” anak kelas XI SOS 3. Pengurus Koperasi, anak Rohis, anak OSN, Pintar, dan rajin. Siapa sih, yang nggak kenal sama dia. Berbeda sama pacarnya, namanya “Bintang”. Anaknya berisik, suka bikin ribut, nggak aktif di kegiatan sekolahnya dan nggak suka sama yang namanya “BELAJAR”. Tapi hebatnya, mereka berdua bisa jadian. Dan lebih hebatnya lagi, walaupun mereka pacaran, tapi anak-anak tuh nggak pada tau kecuali sahabat Bintang dan Beni sendiri.

Bintang, ntar malam kita belajar lagi yah. Ntar aku telpon kamu deh. Kalau gitu aku duluan yah.” Kata Beni pada Bintang sepulang sekolah.

BT...!!!” Teriak Bintang saat Beni sudah menjauh.

Napa sih Tang, kok marah-marah gitu? Kamu lagi kesel ya? Sama siapa?” Tanya Ine pada Bintang saat itu juga.

Iya, napa sih Tang? Cerita dong sama kita.” Kata Dea ikutan nyambung.

Aku sebel banget sama Beni. Dia tuh nggak mau ngertiin aku banget. Nggak kaya cowok-cowok yang lain. Masa tiap hari aku disuruh belajar. Belajar, belajar, belajar mulu. Aku bosen!!”

Ya kamu bilang dong sama Beni, kalau kamu…”

Ya nggak mungkin lah, aku ngomong gitu sama dia.” Jawab BIntang memotong kata-kata Dea.

Kenapa nggak mungkin?” Tanya Dea lagi.

Dea sayang, kalau aku ngomong gitu, nanti dia bisa tersinggung. Ntar ujung-ujungnya dia malah marah.”

Terus mau kamu gimana?” Tanya Ine kemudian.

Aku mau aku yang kaya dulu. Cerita sana-sini sama temen-temen aku, bercanda sesuka hati, main-main, pokoknya kaya dulu deh. Sebelum aku sama Beni jadian tepatnya.”

Ehm…gimana yah, kita juga nggak tau mesti gimana.” Jawab Ine datar.

Udah ah, jangan ngomongin dia lagi. Aku lagi nggak pengen ngomongin dia nih!” Bentak Bintang seraya melanjutkan jalannya yang sempat terhenti.

Eh, Bintang, tungguin kita dong.” Ujar Dea dan Ine bersamaan seraya mengejar Bintang yang sudah duluan berjalan.



Sore harinya di rumah Ine, Bintang diam bungkam seribu bahasa. Selama di rumah sahabatnya itu, ia hanya diam dan hanya membuka mulutnya kalau ada makanan datang. Tentu saja ini membuat Ine bingung habis-habisan.

Duh, Tang… Kamu tuh kenapa lagi sih? Dari tadi kok diem mulu? Jangan bikin aku tambah bingung dengan sikap kamu dong.”

Nggak tau lah, pusing!”

Pusing kenapa lagi? Jangan bilang kalau kamu lagi mikirin Beni.” Tebak Ine seakan tau apa yang sedang ada dalam pikiran sahabatnya itu.

Aku tuh lagi BT banget tau sama dia. Lama-lama aku bosen deh pacaran sama dia.”

Hah? Bosen? Perasaan kalian baru jadian sehari yang lalu deh, masa udah bosen?!” Tanya Ine yang kaget mendengar pernyataan dari sahabatnya yang satu ini.

Ya abis gimana dong. Jujur yah, baru kali ini aku punya cowok kaya dia.”

Emang salah dia apa sih?”

Dia nggak ada salah sih, tapi aku bosen aja. Tiap kali ketemu dia, ngobrol sama dia, bawaannya tuh bosen aja. Tiap kali ngobrol aja, paling-paling ngomongin pelajaran. Sumpah, aku eneg banget!”

Yah, terus mau kamu gimana? Putus? Baru jadian geto loh. Masa kita belum ngrasain m2mnya udah putus sih, nggak asik ah!” Kata Ine lagi seraya melempar bantal kearah Bintang.

Putus? Separah itukah?” Tanya Bintang pelan. Yang ditanyapun hanya geleng-geleng tanda nggak ngerti.



Malam harinya saat Bintang hendak tidur, terdengar bunyi tanda telepon masuk dari ponselnya. Tertulis pada layer, “Beni”. Bintangpun tampak berpikir sejenak, namun kemudian ia segera mengangkat telepon tersebut.

Assalamu’alaikum.”

Nggak ganggu kok. Lagian aku juga belum tidur. Kalau udah tidur, nggak mungkin aku angkat telepon dari kamu kan. Emangnya ada apa sih, Ben?”

Kalau mau ngomong ya langsung ngomong aja.”

Iya, aku nggak marah. Emang ada apa sih?”

Iya aku tau kalau kamu itu sibuk. Aku maklum kok. Emangnya kenapa?”

Hah? Putus? Ehm…maksudnya?”

Oh, gitu yah, iya aku ngerti kok.”

Nggak, tenang aja aku nggak marah kok.”

Ya udah, berarti mulai detik ini kita kaya dulu lagi yah, temenan.”

Iya, sama-sama. Ehm…Ben, udah dulu yah, udah malem aku ngantuk.”

C U. Wa’alaikum salam.” Ujar Bintang seraya memutuskan percakapannya dengan Beni.

Esok harinya di sekolah, saat Dea hendak masuk kedalam kelas, tangannya ditarik oleh Bintang ke ruang ganti. Tak ada satu detikpun, Bintang langsung menangis sejadi-jadinya yang bikin Dea jadi bingung berat oleh ulah sahabatnya kali ini.

Tang, kamu kenapa sih? Pagi-pagi udah nangis kaya gitu kaya banyak problem aja. Memang kamu ada masalah sama siapa? Ortu? Kakak? Atau siapa?” Tanya Dea detik itu juga.

Aku udah putus…!!!” Teriak Bintang seraya menangis.

Hah putus? Sama Beni? Kok bisa? Kalian kan baru aja jadian…” Tanya Dea kaget. Namun yang ditanya hanya menangis.

Terus, acara makan-makannya gimana?” Tanya Dea lagi.

Ih...Nyebelin banget sih, sahabat sendiri baru putus, udah ditanyain makan-makan.”

Ya, tapi bukannya kamu sendiri juga bilang kalau kamu bosen sama Beni. Apalag semenjak kalian jadian, dia nyuruh kamu belajar…terus. Jadi, nggak masalah kan, kalau kalian putus?”

Dea…Tapi yang aku mau nggak gitu.”

Terus apa?”

Balikan lagi, tapi dia jangan nyuruh aku belajar mulu…”

Ye…itu sih mau kamu, setidaknya ini jadi pengalaman buat kamu kan, pacaran tapi cuma sehari.” Kata Dea seraya berbisik di telinga Bintang, kemudian berlari meninggalkan Bintang yang masih menangis.

DEA…!!!” Teriak Bintang seraya mengejar Dea yang telah lari menjauh.







-

0 komentar: