Sabtu, 29 November 2008

KADO UNTUK BUNDA


Duh, bingung nih, Ka…!!” Seru Dina pada Dika, adiknya semata wayang.

Bingung kenapa sih, mba?” Tanya Dika pada kakaknya.

Bentar lagi Bunda mau ultah. Masa kita nggak kasih kado ke Bunda…”

Bener juga yah, mba… Semenjak Ayah nggak ada, kita udah nggak pernah lagi kasih hadiah buat Bunda…”

Nah itu dia…”

GImana kalau kita beli kue tart aja?” Usul Dika.

Kue tart kan mahal… terus kita dapat uang darimana dong?” Tanya Dina lagi yang menanggapi usul dari Dika.

Yah, sudah dari 2 tahun yang lalu Ayah Dina dan Dika meninggal dunia. Ayah mereka meninggal karena kecelakaan. Sejak saat itu, Bunda Dina dan Dika harus bekerja keras untuk membiayai hidup mereka.

Awalnya Dina yang sekarang duduk di bangku SMU kelas 3, mau bersekolah sambil bekerja membantu Bundanya. Namun Bundanya melarangnya dengan alasan Dina harus belajar supaya pintar dan menjadi orang yang berguna di hari esok. Mau tak mau, Dinapun akhirnya mengurungkan niatnya.

Dan sejak 2 tahun itu, mereka hidup serba pas-pasan. Semua harta yang mereka miliki harus rela untuk dijual untuk modal usaha bagi Bundanya. Untungnya, modal itu bisa dikelola dengan baik dan hasilnya bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.

Dan sekarang, Bunda mereka berulang tahun tepatnya yang ke-40. Dina dan Dika ingin sekali memberikan sesuatu yang sangat spesial buat Bunda mereka. Namun mereka masih bingung mau membelikan apa untuk Bunda tercinta.



Din, aku perhatiin kamu kok dari kemarin murung terus sih? Kamu lagi ada masalah?” Tanya Sella, sahabatnya.

Iyah, tapi bukan masalah besar sih…”

Emang masalah kaya apa? Cerita dong! Mungkin aku bisa bantu.”

Bunda bentar lagi ultah, Sel. Aku sama Dika pengin banget beliin hadiah buat Bunda. Tapi kita nggak punya uang banyak. Menurut kamu, kado apa yang murah tapi berkesan?”

Apa yah? Yang murah? Apa yah, aku juga bingung tuh!”

Hadiah nggak harus mengeluarkan uang loh?!” Bisik seseorang di belakang Dina.

Dion??” Kata Dina dan Sella serentak.

Maaf, tadi aku nggak sengaja dengerin percakapan kalian. Tapi kata-kataku barusan emang ada benernya juga loh…” Kata Dion lagi.

Iyah sih, tapi apaan dong?!” Tanya Dina bingung.

Sini deh, aku bisikin!!” Kata Dion lagi seraya mendekatkan mulutnya di tengah-tengah telinga Dina dan Sella.

ide bagus tuh!!” Teriak Dina dan Sella bersamaan.

Makasih yah. Ide kamu bagus. Ntar ku coba deh.” Jawab Dina seraya tersenyum manis pada Dion.

Dion adalah teman sekelas Dina dan Sella. Sudah lama Dion suka sama Dina. Dan Dionpun juga pernah 2 kali nembak Dina, tepatnya saat baru Dina duduk di bangku kelas dua dan beberapa bulan yang lalu. Namun saat itu pula Dina selalu menolaknya dengan tegas dan dengan alasan, dia tidak mau pacaran dulu selagi sekolah. Dia mau konsen dulu ke sekolahnya. Yah, walaupun sebenarnya Dina juga suka dengan Dion. Tapi, Dina melakukan semua itu semata-mata demi masa depan dirinya sendiri dan demi Sella. Karena sebenarnya Sella juga sudah dari kelas 1 suka sama Dion.

Sel, kamu mau bantuin aku nggak nyiapin semua ini?” Tanya Dina kemudian pada Sella.

Tentu aja.” Jawab Sella singkat.

Kalau dibolehkan aku juga mau bantu kamu.” Kata Dion lagi yang membuat Dina dan Sella saling tukar pandang.

Ehm…boleh aja kok. Ini kan juga ide kamu!” Jawab Dina lagi.

Emangnya ultah Bunda kamu kapan sih, Din?”

Minggu depan. Tepatnya tanggal 26 April.”

Eh, kalau nggak salah 26 kan hari sabtu. Dan kalau nggak salah lagi, bukannya kita libur?” Tanya Dion pada Dina dan Sella.

Bener juga. Tapi Bunda kamu berangkat kerja nggak?”

kayanya sih berangkat. Kalau cuma libur acara kaya gini sih biasanya berangkat. Jadi kita bisa nyiapin segala sesuatunya dari pagi sampe sore waktu Bunda pulang.”

Oke deh, kita omongin nanti lagi. Aku lapar nih, ke kantin yuk, Din!” Ajak sella seraya menatap Dina.

Yuk oh!!” Jawab Dina kemudian seraya menggendeng tangan Sella keluar dari kelas.



Seminggu kemudian, tampak Dina, Dika, Sella, dan Dion sedang sibuk di rumah Dina. Yah, hari ini tepatnya hari ulang tahun Bunda Dina dan Dika. Dan mereka semua sedang mempersiapkan sebuah kejutan untuk Bunda Dina dan Dika.

Tampak mereka sedang bekerja sesuai dengan tugas mereka. Dan haripun hampir sore. Sebentar lagi, Bunda pulang. mereka segera merapikan semuanya dengan kilat.



Assalamu’alaikum… Dina? Dika? Kalian dimana?” Teriak Bundanya yang baru saja pulang.

Dimana sih mereka? Kok sepi banget? Kalau mereka pergi, kok pintunya tidak dikunci, sih?” Gerutu Bundanya.

Segera saja, Bundanya mencari mereka di segenap sudut rumah. Dan akhirnya Bundanya menemukan mereka di ruang makan sedang berdiri menyambut kedatangan Bundanya dengan sebuah kue di tangan Dina.

Kalian?”

Selamat ulang tahun yah Bunda…” Kata Dina dan Dika bersamaan dan kemudian seraya mengecup kening Bundanya.

Selamat ulang tahun, tante.” Susul yang lain.

Kalian yang membuat semua ini?”

Iya Bunda. Kita yang beresin seluruh ruangan, kita juga yang masak ini semua, dan kita juga yang bikin kue.” Jawab Dina sambil tersenyum.

kalian hebat…”

Ini semua ide dari Dion loh, tante…”

Oh, makasih ya nak…”

Sama-sama tante.”

Maaf yah, Bun. Kita Cuma bisa ngasih ini buat Bunda, tadinya, mba Dina sama Dika mau beli kue tart. Tapi, uangnya nggak cukup.”

Nggak papa kok sayang… Bunda sudah sangat bahagia atas kado yang kalian sudah berikan.”

Bener Bunda?”

Iyar… ini adalah kado yang sangat berkesan buat Bunda…” Kata Bunda lagi.

Dan akhirnya mereka tertawa bahagia. Dan kemudian bersama-sama, mereka menyantap hidangan yang mereka buat sendiri.

Yah, memang benar. Kalau hadiah tidak selamanya menggunakan uang. Apapun bisa kita lakukan sebagai hadiah, untuk membuat orang lain senang.



CINTA??

Kau seperti bintang, yang selalu terangi malam-malamku…

Kau seperti malam, yang setia menemani mimpi indahku…

Kau seperti bunga, dan aku bagaikan lebah yang selalu mencarimu…

Biarpun hati ini luka, sakit, ataupun perih,

namun aku akan selalu mengagungkanmu…

Hingga siang berganti malam, bayangmulah yang selau kian hadir di pelupuk mataku…

Dan hingga seribu tahunpun, hanya namamulah yang kelak akan terukir selalu dihatiku…

Sambil tersenyum, Nena menutup SMS yang dikirim Dimas kepadanya. SMS yang ke seratus lima puluh kalinya itu, telah menggetarkan hatinya.

Dari siapa, Na? Dimas yah?” Tanya Vio sahabatnya. “Yaps. Yang ke seratus lima puluh!”

What? Masa sih? Emang kamu ngitung?”

Udah deh, nggak usah ngledek. Lagian tuh anak kurang kerjaan banget sih. Bingung deh apa maunya.”

Hellow… maunya udah jelas kali. Dia itu cinta sama kamu. Fall in love gitu.”

Kalau itu juga aku udah tau. Tapi kan aku udah pernah nolak dia. Nyampe dua kali malah! Tapi kok dia masih tahan juga.”

Iya juga sih. Tapi kenapa sih, kamu nggak terima dia aja. Dia orangnya baik tau, udah gitu sopan, romantis, dan tampangnya juga nggak jelek-jelek amat.”

Hey, aku nrima dia? Nggak banget deh!”

Loh, kenapa? Dia emang bukan tipe kamu banget sih…”

Nah itu tau. Kenapa tadi tanya!”

Ya sih, tapi apa salahnya kalau dicoba. Emang tipemu tuh yang kaya mana sih?”

Ehmm… yang kaya Brian dong…”

Huh, udah bisa ketebak. Kok bisa-bisanya yah, bule norak kaya gitu bisa digandrungi sama banyak cewek.”

Bule norak? Yang norak tuh kamu lagi. Nyatanya, dari beratus-ratus siswi yang ada disini, yang nggak suka sama dia cuma kamu aja. Ya kan? Padahal guru-guru disini pada ngefans sama dia.”

Glenn Fredly deh.” Ucap Vio dengan nada mengalah. “Maksudnya?”

Terserah kali yah… asal nanti jangan nyampe nyesel aja.



Suatu hari, Nena datang ke acara pengajian akbar yang ada di dekat kompleksnya. Tiba-tiba, sorot matanya berpapasan dengan sorot mata yang lain. Dan ternyata itu Dimas. Dimaspun tersenyum, namun diacuhkannya.

Saat acara makan snack dimulai, Dimaspun mendekati Nena.

Ngapain sih kamu ada disini?” Bentak Nena

Ya ikut pengajian juga lah. Lagian kan rumah aku juga kompleks sini.”

Huh, alasan aja. Awas yah, kalau macem-macem.”

Tenang aja, Na. Oya, kamu udah ambil minum belum? Biar aku ambilkan deh!”

Nggak usah yah. Aku bisa ngambil sendiri kok.” Jawab Nena seraya beranjak dari temapt itu segera.

Saat sedang minum, tak sengaja seseorang manabrak Nena sehingga air minumnya jatuh dan membasahi bajunya.

eh, maaf mba saya nggak sengaja.” Jawab Orang itu sambil terus berjalan.

Dasar orang nggak tau aturan! Tanggung jawab kek. Gimana nih, basah nih baju.” Ndumel Nena

Biar aku bantuin Na.” Kata seseorang saat itu juga yang ternyata itu Dimas.

Kerumah aku aja yuk. Nanti biar kamu pinjem baju kakak aku aja. Kakak aku kan juga cewek.”

Nggak makasih!! Mendingan langsung pulang deh!!” Kata nena acuh.



Nenapun langsung cabut pulang tanpa menunggu acara samapi selesai. Sesampainya dirumah, iapun langsung menyandarkan badannya di kursi. Sambil meregangkan urat sarafnya, Nena tampak seperti sedang mengingat-ingat sesuatu.

Oh my God!! Handphone aku mana?” teriaknya saat itu juga. Segera Nena membongkar isi dari tasnya. Namun ia tak menemukan handphonenya disana.

Tak lama kemudian, terdengar suara bel rumahnya berdentang. Segera ia berlari kedepan rumahnya untuk membuka pintu. Betapa kagetnya Nena. Ternyata itu Dimas.

Ngapain ada disini. Aku tau, rumah kamu deket dari sini. Tapi ini rumah aku, dan bukan rumah kamu.” Jawab Nena seraya bergegas menutup pintu rumahnya.

Tunggu, Na. aku cuma mau ngasih ini ke kamu kok.” Jawabnya tenang seraya menunjukkan apa yang mau diperlihatkannya pada Nena.

Hp ku… kok ada di kamu sih? Huh, pasti kamu yang ngambil ya?”

Maaf, Na. kamu jangan asal nuduh gitu dong. Aku tadi nemuin Hp kamu di tempat kita makan. Kayanya Hp kamu jatuh waktu kamu tabrakan ma tuh orang tadi deh. Ya terus aku bawa sini deh.”

Oh… ya udah deh, aku minta maaf yah. Sorry udah ngrepotin.”

Nggak kok. Ya udah deh, aku pulang dulu ya.”

Nggak mau masuk dulu nih?”

Lain kali aja, Na! aku udah ada janji. Aku pulang dulu ya.” Jawabnya seraya pamit.

Itulah awal pertemuan yang baik antara Nena dan Dimas.



Saat istirahat di sekolah, Nena menemui Dimas di kelasnya.

Dimas, ada yang mau aku omongin deh ke kamu.”

Oya? Apa?”

Ehmm…soal yang dulu-dulu aku minta maaf yah. Dan sejak kejadian di pengajian itu, aku tertarik sama kamu. Aku kayanya mulai suka deh sama kamu. Ehmm… gimana kalau kita jadian aja?”

Gimana yah?”

Aku nrima kamu kok.”

Makasih Na, kalau kamu juga suka sama aku. Tapi, kayanya kita nggak bisa pacaran deh.”

Loh, kenapa? Kamu udah nggak suka sama aku?” Tanya Nena bingung.

Nggak Na. sampai kapanpun hanya kamu yang ada dalam hatiku.”

Terus kenapa?”

“”Baru kemarin aku jadian sama Ayu. Dia teman sekelasku. Dia suka sama aku udah lama. Aku nggak tega kalau harus nolak dia.”

Apa? Terus cinta aku gimana?”

Maaf Na. sekali lagi maaf.”

Hancur hati Nena saat itu juga. Dia tidak mwngira sama sekali akan hal ini. Ternyata benar kata orang, kalu cinta nggak akan datang dua kali.

.